Senin, 31 Oktober 2016

Contact us

Join us! Scholarship for Scholarship, the spirit of charity!
Phone/Whatsapp: 081329248278
Email: sfsberbagi@gmail.com
Follow our Instagram on: @scholarshipforscholarship
Facebook : Scholarship for Scholarship
Read More




Siapakah target penerima beasiswa SfS dan bagaimana alur penyalurannya?


Target utama dari komunitas ini adalah siswa-siswi yatim piatu dan mereka yang kurang mampu secara ekonomi, khususnya untuk tingkat SD-SMA. Beasiswa ini bukanlah beasiswa prestasi dan tidak terbatas untuk siswa-siswi yang tergolong memiliki akademik unggul, akan tetapi siswa-siswi dengan prestasi baik akan diutamakan. Tim SfS akan memperoleh informasi mengenai keberadaan siswa-siswi tersebut melalui berbagai sumber, baik dari anggota komunitas maupun masyarakat luas. Anggota tim akan melakukan survei dengan cara terjun langsung ke sekolah tempat siswa-siswi tersebut belajar untuk meninjau kondisi riil siswa. Anggota tim yang terjun ke sekolah akan menggali informasi dari guru, kepala sekolah dan juga siswa calon penerima dengan melakukan wawancara. Informasi yang diperoleh selanjutnya disatukan dengan informasi awal yang diperoleh dari ajuan anggota tim maupun masyarakat. Siswa-siswi yang dikategorikan sesuai dengan target menurut penilaian tim akan langsung dinyatakan sebagai penerima beasiswa SfS.

Beasiswa SfS diberikan dalam bentuk uang bulanan dan peralatan sekolah. Penyaluran beasiswa dilakukan secara bertahap, 3 bulan sekali minimal selama 2 tahun. Khusus untuk bantuan berupa uang, nominal disesuaikan dengan kondisi siswa dan daerah asal siswa. Tim menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk mekanisme penyaluran dan pengelolaan dana beasiswa. Bantuan berupa peralatan sekolah diberikan langsung kepada siswa pada saat hari penyaluran, sedangkan bantuan berupa uang beasiswa diberikan kepada pihak sekolah untuk selanjutnya dimasukkan ke tabungan siswa di sekolah. Tabungan khusus bagi siswa penerima beasiswa SfS ini hanya dapat diambil oleh wali kelas dan digunakan khusus untuk keperluan penunjang studi siswa semisal untuk membeli buku, tas, sepatu, seragam, dan peralatan sekolah lain serta tambahan uang saku bila dipertimbangkan perlu. Apabila tidak mendesak digunakan, dana tersebut dapat terus ditabung untuk persiapan siswa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Prinsip yang mendasari kerjasama antara tim dengan pihak sekolah adalah kepercayaan. Perwakilan anggota tim SfS dan pihak sekolah yang dalam hal ini diwakili oleh wali kelas siswa-siswi penerima beasiswa SfS akan menandatangani MoU sebagai pertanda bahwa kedua belah pihak berkomitmen mengelola dana bantuan beasiswa SfS khusus untuk keperluan studi siswa. MoU ini juga ditandatangani oleh kepala sekolah selaku kepala instansi. Tim SfS menghindari pemberian dana langsung kepada orang tua atau wali untuk meminimalisir adanya potensi penyalahgunaan dana beasiswa oleh orang tua seperti yang telah banyak terjadi sebelumnya. Monitoring akan dilakukan minimal tiga bulan sekali bersamaan dengan penyaluran beasiswa tahap selanjutnya.

Selain bantuan berupa material, komunitas SfS juga berusaha memberikan dukungan mental bagi siswa-siswi penerima beasiswa SfS. Hal ini dipertimbangkan perlu melihat cukup banyaknya siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu yang dalam hal ini merupakan target dari komunitas SfS tergolong memiliki pencapaian akademik yang biasa, kurang dan bahkan beberapa pernah tidak naik kelas. Tidak sedikit juga dari mereka memiliki karakter dan perilaku kurang baik. Anggota tim SfS akan menjadi kakak asuh bagi para siswa-siswi penerima beasiswa SfS. Tugas dari para kakak asuh ini adalah berusaha memberi dukungan motivasi agar para siswa dapat lebih semangat dan rajin lagi untuk belajar dan bersekolah serta memberi nasihat-nasihat agar perilaku siswa-siswi yang tergolong kurang baik sedikit demi sedikit dapat berubah menjadi lebih baik. Proses pemberian motivasi dan nasihat ini dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemberian secara langsung dilakukan dengan cara terjun ke lapangan mengunjungi para siswa penerima beasiswa SfS, sedangkan secara tidak langsung melalui berbagai media yang memungkinkan.
Read More




Apa itu Scholarship for Scholarship?

Scholarship for Scholarship (SfS) adalah komunitas peduli pendidikan, pemberi beasiswa bagi siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu oleh para penerima beasiswa dan juga berbagai pihak yang turut peduli. Komunitas ini beranggotakan para mahasiswa penerima beasiswa dari berbagai institusi pemberi beasiswa dan pemuda-pemudi dari berbagai bidang profesi. Komunitas SfS merupakan organisasi non profit yang bergerak dalam bidang sosial kependidikan. Kegiatan utama dari komunitas ini adalah berupa penghimpunan donasi untuk selanjutnya disalurkan kepada siswasiswi yatim piatu dan atau kurang mampu dalam bentuk beasiswa untuk menunjang kebutuhan studi siswa. Komunitas ini resmi berdiri pada tanggal 25 Januari 2016.

Target dampak dari adanya komunitas Scholarship for Scholarship adalah berkurangnya permasalahan pendidikan di Indonesia terutama yang disebabkan oleh karena permasalahan ekonomi. Kehadiran komunitas Scholarship for Scholarship diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan kualitas sarana prasarana pendukung pendidikan antara siswa-siswi mampu dengan siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu sehingga siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu dapat memperoleh kesempatan yang sama untuk berkembang. 

Read More




Jumat, 28 Oktober 2016

Penerima Beasiswa SfS ke -8

Dalam nuansa hari Sumpah Pemuda, kami perkenalkan Penerima beasiswa Scholarship for Scholarship ke -8, adalah Adik Maulana Akbar Ramadhan, kelas 4 SD N 4 Ponjong, Kab . Gunungkidul.
Maulana adalah anak yatim piatu. Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, sedang ibunya belum lama ini menyusul ayahnya. Anak ini sekarang hidup berdua saja bersama neneknya di sebuah rumah yg sederhana. Neneknya sudah tua, sudah tidak bekerja, Maulana dan nenek bisa hidup karena bibinya. Maulana bisa sekolahpun juga karena bibinya, bisa dibilang, Bibi dan pamannya yg bekerja sebagai buruh serabutan inilah sumber kehidupan Maulana dan nenek. Dia punya seorang kakak, sekarang sedang kuliah. Kabarnya ada seorang keluarga dermawan (gurunya) yang tergerak hatinya untuk menyekolahkan kakaknya hingga perguruan tinggi.
Pandangan pertama pada anak ini, kami sudah dibuat prihatin dengan kondisi seragam yg dikenakannya. Warnanya terlihat memudar, bahkan celananya sempit, dan terlihat beberapa sobekan. Ditambah ketika kami meminta dia mengambil tasnya, rit tasnya pun dol,,jadi tas tak bisa tertutup.
Anak ini, secara akademik memang tergolong biasa, bahkan tahun kemarin dia sempat tak Naik kelas. Sejatinya bukan karena dia bodoh, tapi karena hal lain yg membuat pihak sekolah tak bisa menaikkannya ke kelas 5. "Dia sempat cuti mas, pernah 3 bulan tidak berangkat sekolah, setelah itu sering bolos juga," begitu kata wali kelas mencoba menjelaskan.
Mendengar keterangan wali kelas yang sedikit janggal, kami pun mencoba mengajak anak ini ngobrol. Ya...memang benar, anak ini sangat pendiam dan agaknya tertutup. Entah kenapa tatapan matanya kadang terlihat kosong dan dingin, saat pertama kali kami ajak ngobrol, tak banyak kata keluar dari mulutnya. Terlihat jelas banyak hal tersimpan di dalam sana, yang mungkin dia sengaja simpan. Pelan-pelan kami coba pancing anak ini untuk berbicara, dan akhirnya dia mulai cair, sedikit demi sedikit kata2 keluar dari mulut kecilnya yang membuat hati kami getir.
"Saya tidak berangkat sekolah karena ibuk saya sakit, menunggu di rumah, kasian simbah uyut kalo ditinggal, " katanya pelan. Itu jawaban dia ketika ditanya kenapa sampai lama bolos sekolah. "Ibuk sekarang sudah meninggal, bapak sudah lama meninggal, sekarang saya tidur sama uyut, berdua satu kamar," tambahnya. Ketika kami tanya bapak meninggal karena apa, dia diam, lalu kami tanya ibuk meninggal karena sakit apa, dia pun tetap diam, tak satupun kata keluar dari mulutnya.
Melihatnya yg mulai menunduk, kami coba ganti ke topik lain. Kami bertanya2 dia berangkat ke sekolah Naik apa, dia jawab "Naik sepeda, sepedanya dikasih sama orang," jawabnya. Ketika kami tanya cita2 mau jadi apa, "pemain sepak bola, " jawabnya sambil tersenyum.
Mendengar jawaban2 si anak, kami lanjutkan diskusi dengan wali kelas. Di saat inilah, hati kami semakin getir mendengar cerita di balik anak yg pendiam ini. "Ayahnya maul meninggal karena AIDS mas, dan ibunya kabarnya tertular dan akhirnya meninggal juga, " wali kelas menjelaskan. "Anak ini, dia mungkin dendam begitu sama ayahnya, dan mungkin jg malu karena omongan2 orang tentang penyakit orang tuanya, " tambah wali kelas. Merinding sudah kami dibuatnya, pantas saja, anak itu langsung terdiam dan menunduk ketika kami bertanya2 soal penyakit orang tuanya. Anak ini pasti sangat kehilangan ibunya, mungkin kala itu dia terpukul, malu hingga sempat enggan sekokah lagi. Sungguh kami dibuat merasa bersalah atas pertanyaan kami tadi.
Maulana, dia dulu sempat dapat bantuan dari pemerintah, tapi saat ini tak lagi tercover oleh bantuan atau beasiswa apapun. Di saat siswa lain yg lebih beruntung mendapat beasiswa KPS, BSM atau PIP, Justru Maulana tak mendapatkanya. "Kami pun tak tau mas, status anak ini yg sekarang yatim dan belum masuk KK nenek atau kerabatnya membuat kendala bagi kami untuk mengajukannya," wali kelas menjelaskan.
Maulana, dia anak yang kuat. Berada di posisinya, tentu bukan hal yang mudah. Anak sekecil ini sudah harus merasakan pahitnya kehilangan orang tua, dan mendengar ocehan2 orang soal penyakit orang tuanya. Anak sekecil ini, dia harus hidup bersama nenek yg sudah menua dengan sederhana, membantu menyapu dan mencuci. Anak ini, benar2 mengajarkan kami akan banyak hal. Betapa harusnya kita ini bersyukur, dengan apa yg kita miliki saat ini, terlebih orang tua yang masih bisa kita peluk erat tubuhnya. Betapa lebih beruntungnya kita, dengan segala nikmat yang terkadang masih juga banyak kita keluhkan. Anak ini adalah kekuatan, cermin untuk kita bisa lebih bersyukur.
Kami yang biasanya suka memberi masukkan dan motivasi ke anak2 yg kami survei, Kali ini bingung ingin mengajarkan apa, karena sejatinya Justru kami yg banyak belajar dari dik Maulana. Kami hanya coba menyisipkan sokongan semangat, pesan untuk lebih giat sekolah agar bisa membahagiakan nenek, serta bapak ibuk yang sudah di Surga.
Segala informasi yang kami dapat sudah lebih dari cukup meyakinkan kami untuk membantu adik Maulana. Dialah penerima beasiswa Scholarship for Scholarship ke 8. Semoga dengan ini adik Maulana bisa terbantu, bisa lebih semangat, lebih rajin belajar dan sekolah.
Tak bosan kami ucapkan terimakasih kepada seluruh donatur dan semua pihak yang telah mendukung program ini. Semoga apa yg kita lakukan ini bisa bermanfaat, dan apa yang teman2 semua sedekahkan bisa menjadi amal baik serta dibalas dengan yang berlipat olehNya. Amin....
Tak bosan juga kami mengajak teman2 untuk Gabung bersama kami di Scholarship for Scholarship, dan Mari berbagi keceriaan dengan siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu. Sedikit dari kita, akan sangat berarti bagi pendidikan mereka!
Anda PEMUDA yang peduli? Segera gabung bersama kami dan Mari beraksi!
Read More




Penerima beasiswa SfS ke-7

Penerima beasiswa Scholarship for Scholarship ke-7 adalah adik Nayla Putri Maharani, siswi kelas 1 SD 4 Ponjong, Gunungkidul.
Adik yang akrab disapa Putri ini hidup bersama Ibu, Ayah, kakak, dan neneknya di Desa Trembesi, Ponjong. Rumahnya tak jauh dari SD sehingga tiap pergi dan pulang sekolah selalu jalan kaki. Ayahnya bekerja sebagai buruh di tempat pengelolaan sampah. Ibunya tidak bekerja hanya ibu rumah tangga, kakaknya sudah bekerja di pabrik pembuatan baja dan sudah memiliki keluarga sendiri, sedangkan neneknya buruh di sawah milik orang lain.
Tiap harinya, Putri diberi uang saku Ibunya rata-rata sebesar Rp2.500. Ketika diwawancara, Putri bercerita tentang kondisi rumahnya. Rumahnya masih gedheg (dinding yang terbuat dari anyaman bambu) dengan lantai berupa batu, "batu berwarna coklat" begitu Putri bilang. Orang tua Putri belum memiliki sepeda motor dan belum memiliki hewan ternak seperti sapi maupun kambing. Orangtuanya hanya memiliki beberapa ekor ayam saja.
Berdasarkan keterangan wali kelas, anak ini memang kemampuan daya tangkapnya tergolong kurang dibanding yang lain. Hal ini karena dia memang tidak sekolah TK sebelumnya. "Ayah dan Ibunya mungkin tidak kuat untuk menyekolahkannya TK, mas mbak sendiri tau kan, kalau SD ini gratis, tapi kalau TK justru malah tidak gratis," kata ibu wali kelas. Walau begitu, anak ini masih tetap bisa fokus ketika pelajaran di kelas dan terus berusaha mengejar teman2nya yg lain. Semangat belajarnya juga bagus menurut kami. Dia rajin masuk sekolah dan juga mengikuti les seminggu dua kali tiap hari Jumat dan Senin di rumah guru/wali kelasnya bersama teman2nya yg lain. Untuk membayar biaya lesnya ini, Putri harus menunggu Ayahnya mendapat upah dulu baru bisa bayar les.
Anak yg lucu dan imut ini juga bercerita bahwa dia mempunyai tabungan sendiri di rumah. Namun uang hasil tabungannya itu kemudian diberikannya kepada Ibu. "Untuk membantu Ibu", begitu katanya. Sungguh anak yang berbakti bukan adik Putri ini?
Ketika diwawancara pun Putri ini terlihat bukan anak yang minder. Bahkan bisa dibilang, anak ini paling berani dan PD dibanding kakak2 kelasnya. Ketika ditanya cita-cita mau jadi apa, Anak ini menjawab dengan malu2, "ingin menjadi dokter" jawabnya lirih. Ketika ditanya alasannya kenapa mau jadi dokter, dengan malu2 Putri berbisik pada salah satu tim, “Nanti kalau Ibu sakit, Putri bisa obatin”. Sungguh jawaban yang menggetarkan hati bukan?
Putri telah berjanji pada tim SfS untuk terus rajin belajar dan rajin masuk sekolah agar menjadi anak yang pintar dan bisa mewujudkan cita-citanya itu. Pada akhirnya tim memutuskan untuk memberi adik Putri ini beasiswa Scholarship for Scholarship. Anak yang riang, berbakti, prihatin dan berhati mulia. Sungguh anak ini membuat tim tidak bisa untuk tidak membantunya.
Terimakasih banyak kami sampaikan untuk semua teman2 donatur atas partisipasinya dalam program beasiswa Scholarship for Scholarship. Kami sepenuhnya sadar, tanpa keikhlasan berbagi kalian, kami mungkin tak akan bisa menemukan dan membantu dik Putri. Semoga apa yang teman2 semua berikan dibalas dengan yang berlipat olehNya. Amin...
Special thanks untuk Ibu kami di LPDP ibu Ratna Prabandari dan juga teman2 Awardee lain yang turut mendukung program komunitas ini. Serta teman2 penerima beasiswa lainnya yg turut bergabung dengan SfS.
Semangat Berbagi!
Mari Menginspirasi!
Gabung bersama kami di Scholarship for Scholarship untuk berbagi keceriaan dengan siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu. Semakin banyak yg bergabung, semakin banyak dari mereka yang terbantu.
Read More




Gathering Tim Inti

Anak-anak muda ini semuanya penerima beasiswa, meskipun beda-beda beasiswanya, anak-anak muda ini punya niat yang sama yaitu berbagi sedikit dari yang diterima bagi adik2 yang membutuhkan. Anak2 muda ini bergabung dalam suatu kumpulan yang dinamai Scholarship for scholarship (SfS). Secara lurus dapat diartikan beasiswa untuk beasiswa. Ya kumpulan anak muda penerima beasiswa ini menyisihkan sedikit beasiswanya untuk memberikan beasiswa. SfS hingga saat ini sudah berjalan selama 7 bulan nhingg saat ini sudah ada 6 adik yang menerima beasiswa SfS. Donaturpun semakin banyak, tidak hanya dari kalangan anak muda penerima beasiswa, anak muda yang telah bekerja bahkan orangtuapun ikut membagikan sedikit dari yang dimiliki.
Malam ini, judulnya kumpul2 buburhayam... Sambil menikmati makanan membahas tentang keberlanjutan SfS sehingga semakin lebih baik dan tertata, sekaligus membahas target survey penerima beasiswa SfS s3lanjutnya. Trima kasih kakak2 atas semangat, ide serta sarannya. Maju terus dan tetap kompak.
Read More




She promised me. Cerita Penyaluran Beasiswa Tahap 2 dan 3 kepada Adik Dwi Astuti

She promised me. Cerita Penyaluran Beasiswa Tahap 2 dan 3 kepada Adik Dwi Astuti.

Dwi Astuti, siswi kelas 5 SDN Bantulan 1, Pandak, Bantul.
Siswi ini dikenal suka bolos, prestasi akademik kurang, dan seperti tak punya semangat belajar. Begitulah sekiranya pandangan guru dan kepala sekolah. Siswi ini bahkan tidak Naik kelas, harusnya sekarang dia sudah kelas 6, tapi Karena berbagai pertimbangan sekolah tidak bisa menaikkan siswi ini ke kelas 6.
"Sekolah aja bolos terus, tiap ada PR tidak dikerjakan, kami sudah berusaha memberi nasihat semaksimal mungkin tp tetap tak berubah", begitu kata kepala sekolah
Ibu wali kelas juga menjelaskan bagaimana tak kurang2nya beliau menasihati anak ini, tapi ya tetap seperti ini adanya.
Anak ini, adalah salah satu penerima beasiswa @scholarshipforscholarship . Dia anak yatim, hidup bersama ibu, 1 kakak dan 1 adik. Dulu ibunya bekerja sebagai penjual angkringan dan anak ini sering bolos Karena membantu jualan juga mengurusi adiknya yg masih kecil. Tapi sekarang kabarnya ibunya tak lagi jualan angkringan, " ganti jualan es marimas, ibu ndak ada modal", katanya.
Pihak sekolah mencoba menjelaskan sedetil mungkin mengenai anak ini, mungkin mereka ingin kami berfikir ulang untuk lanjut atau tidak memberi bantuan pada anak ini.
"Secara ekonomi, anak ini memang sangat membutuhkan, tapi secara akademik juga seperti ini, monggo mau seperti apa mas," kepala sekolah menjelaskan.
Tanpa pikir panjang aku bilang secara tegas "kami lanjut Pak".
Justru anak yg seperti ini yang harus kita pikirkan bersama, tak bisa kita biarkan anak ini terus dalam keterpurukannya. Aku coba jelaskan pada Tim @scholarshipforscholarship
Yg ikut datang ke sekolah bersamaku.
Anak ini memang punya masalah dengan motivasi belajar, dan juga tak ada dukungan kuat untuk sekolah dari orang rumah. Mungkin ibu nya pun lebih senang anak ini tidak sekolah, Karena bisa bantu2 di rumah. Ditambah dia habis tinggal kelas, pasti juga ada beban mental, rasa malu di sekolah. Inilah kesimpulan yg bisa aku tarik dari hasil ngobrolku dengan anak ini.
Tim yg datang mencoba ngobrol personal dengan anak ini, kakak2 itu mencoba menyisipkan nasihat Dan motivasi kepada dik Dwi.
Dan aku tantang anak ini untuk berbenah. Aku bilang "kamu berani janji untuk tidak bolos sekolah lagi? Kamu berani janji dengan dirimu sendiri dan juga kakak untuk lebih giat belajar agar bisa Naik kelas? Kakak janji, kalau kamu rajin, kakak akan kasih kamu hadiah, tapi kalau kamu ndak bisa lebih baik, kakak minta maaf tidak bisa membantu adik lagi, kami tidak akan pernah datang lagi ke sekolah ini untuk menjenguk adik. Dan kakak bisa tau kamu bolos atau tidak dari ibu guru dan Pak kepala sekolah, kakak simpan nomor mereka untuk memantau kamu," kataku sambil mengacungkan jari kelingking ke arahnya.
Dia sejenak terdiam, matanya nampak mulai berkaca. Anak ini sebenernya bisa, aku yakin dia bisa, seperti banyak hal tersimpan di dalam sana yg tidak bisa dia ceriterakan kepadaku. Mulutnya terlalu kaku untuk banyak bekata.
Dan dengan pandangan Mata ke arahku, dia acungkan juga jari kelingkingnya lalu menggaet kelingkingku. "Janji," katanya pelan.
Stelah itu kami lebih mantap untuk terus membantunya. Aku berdiskusi dengan Pak kepala sekolah dan juga guru kelas untuk anak ini kedepannya, pihak sekolah dan kami berkomitmen untuk lebih memperhatikan anak ini.
Inilah salah satu komitmen kami di Scholarship for scholarship. Kami tak ingin cuma membantu secara material,tapi kami juga ingin membantu sokongan motivasi.
Semoga janji kelingking ini adalah awal yg baik dan anak ini benar2 bisa lebih rajin serta Naik kelas nantinya. Amin...
Di saat kita tengah berpikir dan berbuat untuk kebaikan orang lain, maka sejatinya kita juga tengah membelajarkan diri kita sendiri untuk hidup lebih baik. Ada banyak celah untuk kita belajar tentang kehidupan, termasuk di dalamnya dengan berbagi. Dan berbagi dengan anak yatim adalah salah satu yang terbaik.
Ini adalah cerita dari penyaluran beasiswa Scholarship for Scholarship tahap 2 kepada Adik Dwi. Atas nama tim Scholarship for Scholarship kami ucapkan terimakasih banyak kepada seluruh donatur yang tak bisa kami sebut satu per satu. Semoga apa yang teman2 sedekahkan bisa jadi amal baik dan memperlancar rejeki kalian kedepannya. Amin..!!!!
Mau ikut berbagi untuk membantu pendidikan anak2 yatim Dan atau kurang mampu? Gabung bersama kami di Scholarship for Scholarship. Semakin banyak yang bergabung, semakin banyak anak yang terbantu.
More info 082167505124
Open donation No rek. BRI 3012-01-010564-53-9 an. Getrudis Kerans
Our other stories on:
IG @Scholarshipforscholarship
Read More




Penerima beasiswa SfS ke-6

Penerima beasiswa Scholarship for scholarship ke-6, adik Ridwan Eka Prasetya, kelas 4 SD Krajan Kabupaten Bantul.

Ridwan hidup bersama ibu dan ayah tiri yang keduanya bekerja sebagai buruh tani. Ayah kandung Ridwan meninggal karena kecelakaan. Memiliki satu adik berumur 2 th.
Ketika ditanya mengenai kondisi rumah dan keluarga, anak yang satu ini cukup berhasil membuat tim merasa haru dan prihatin. Di samping ceritanya mengenai kondisi fisik rumah yg serba sederhana, dia pun bercerita kalau di rumah dia tidak punya tv. "kalau kepengin nonton tv saya ke rumah teman kak," jawabnya ketika ditanya oleh tim.
Anak yg satu ini gemar menabung. Setiap hari rata2 dikasih uang jajan 2rb, sebagian ia sisihkan untuk ditabung dicelengan miliknya. bahkan setiap hari jumat dia sering tidak jajan karena uang jajannya dia gunakan untuk infak.
Berdasarkan keterangan wali kelas, prestasi Ridwan tergolong biasa. Dia terakhir raking 12 dari 25 siswa di kelasnya. Tapi ada satu hal menarik darinya, ketika sesi wawancara tim dibuat kagum karena kemampuannya yg cukup baik dalam berbahasa inggris. Bahkan gurunya pun tidak tahu soal itu.
Perhatian tim tertuju pada seragam dan peralatan sekolah Ridwan. Cukup prihatin, celana berlobang, tas pun jg berlubang, dan sepatu yang kurang layak masih dia kenakan. Tapi dia tak sedikitpun malu mengenakannya.
Ridwan, sosok anak yg berani. Ketika ditanya berani tidak untuk menaikkan ranking menjadi 5 besar, dengan tegas dia menjawab BERANI!. Anak ini memiliki cita2 menjadi seorang polisi. "biar bisa menangkap pencopet," celotehnya ketika ditanya mengapa ingin jadi polisi.
Pada akhirnya, tim memutuskan untuk membantu dan berbagi keceriaan dengan Ridwan dengan memberinya beasiswa Scholarship for Scholarship.
Dan masih banyak anak-anak bernasib kurang beruntung di luar sana yang menanti uluran bantuan kita.
Mau ikut bantu pendidikan dan berbagi keceriaan dengan anak yatim piatu dan kurang mampu? Mari gabung di Scholarship for Scholarship. Komunitas pemberi beasiswa dari penerima beasiswa dan kalian semua yang berjiwa sosial tinggi! Ikuti akun Instagram @scholarshipforscholarship untuk info lebih lanjut ke 082167505124.
Semangat berbagi! sebagain dari rejeki kita adalah milik mereka yang kurang beruntung. Berbagi memperlancar datangnya rejeki ðŸ˜ŠðŸ˜ŠðŸ˜ŠðŸ˜Š
Terimakasih kepada seluruh donatur yg telah rela berbagi. Semoga menjadi amal baik dan dibalas dengan yg lebih baik oleh yang di Atas. Amin...
Read More




Penyaluran beasiswa Scholarship for scholarship tahap 2 kepada dek Pasha dan Kharisma

Penyaluran beasiswa Scholarship for scholarship tahap 2 kepada dek Pasha dan Kharisma dari SDN Gelaran 2 Kabupaten Gunungkidul,

Terimakasih kepada seluruh donatur dan teman2 yang telah tergerak untuk membantu, semoga apa yg kita semua berikan dapat bermanfaat dan InsyaAlloh semoga dibalas rejeki yang jauh lebih baik olehNya.

Berbagi adalah cara terbaik untuk bersyukur..Bangsa ini sudah terlalu banyak yg bicara, mari ambil aksi!

Mau ikutan gabung bantu pendidikan anak yatim dan kurang mampu?yuh kepoin IG @scholarshipforscholarship more info 082167505124
Read More




Penerima Beasiswa SfS ke-5

Penerima Beasiswa SfS ke-5
Adalah Anisa. Siswa SDN Ngerangan 3, Klaten, Jawa Tengah.

Ibu dari Anisa meninggal sejak anisa masih kecil. Setelah ibunya meningal Anisa hidup dan diasuh oleh neneknya. Nenek Anisa bekerja sebagai penenun benang rumahan dengan penghasilan minim yang kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Ayah Anisa adalah seorang petani, dia pindah ke Semarang setelah istrinya meninggal dengan membawa kakak2 Anisa dan meninggalkan Anisa sendirian bersama neneknya. Berdasarkan informasi dari salah satu anggota tim yang rumahnya dekat dengan Anisa, rumah yang dihuni oleh Anisa dan neneknya pun masih memperihatinkan, hanya beralaskan tanah.




Dan masih banyak anak2 di luar sana yang bernasib kurang beruntung dan sedang menunggu uluran tangan kita.

Ingin ikut membantu pendidikan anak yatim piatu dan kurang mampu???Yuh gabung di Scholarahip for Scholarship. More info 082167505124. Follow akun Instagram @Scholarshipforscholarship
Mari budayakan berbagi. Berbagi tak akan mengurangi rizki, tapi justru menambahi.
Read More




Penerima Beasiswa SfS ke-4.

Penerima Beasiswa Scholarships for Scholarship ke-4,
Adalah Adik Adi. Siswa kelas 5 SDN Purwosari Kulon Progo.


Adi dikenal oleh gurunya sebagai salah satu siswa yang baik.
Saat ngobrol dengan Adi, Tim SfS tidak banyak mengalami kesulitan karena Adi adalah anak yang cukup terbuka. Sesekali Adi menunduk dan suaranya terdengar pelan ketika ditanyai terkait keluarganya.
Adi adalah putra tunggal, dia tinggal berdua bersama Ibunya di rumah yang berlantai tanah. Ayah Adi sudah meninggal sejak Adi duduk di kelas 4 SD karena kecelakaan sepeda motor. Ibunya berprofesi sebagai buruh tani. Ibu Adi memiliki 2 ekor kambing dan Adi seringkali membantu Ibunya memberi makan kambing-kambing tersebut. Adi dan Ibunya tidak memiliki kendaraan, sehari-hari adi ke sekolah dengan berjalan kaki dan Ibunya pun juga berjalan kaki jika hendak ke sawah. setiap hari Adi diberi uang jajan Rp. 2000,- oleh ibunya kecuali pada hari jumad Adi diberikan uang Rp. 4000,- (Rp. 2000,- untuk infaq). Uang itu seringkali tidak dijajakan dan adi memilih untuk menabungnya.
Adi tergolong siswa yang cerdas. Ia mendapatkan peringkat 4 di kelasnya. Bahkan saat tim SfS berkunjung ke Sekolah anak ini sedang mewakili sekolahnya mengikuti perlombaan atletik.
Ketika ditanya soal cita-citanya, Adi menjawab ingin menjadi seorang Pilot!
Akan tetapi si Adi ini tidak bermimpi untuk kuliah.
"Kenapa? Adik mau jadi pilot tapi kok tidak mau kuliah?" tanya tim SfS. Dengan suara lirih Adi menjawab "Ibu tidak punya biaya, kuliah mahal."
Jawaban anak ini benar-benar membuat tim tersentuh. Salut dengan anak yang satu ini. Anak sekecil ini bahkan sudah paham bahwa dia tidak mungkin melanjutkan sekolahnya ke bangku kuliah karena Ibunya hanyalah seorang buruh tani dan akan kesulitan membiayainya.
Semoga cerita singkat dari Adi ini memberikan kita pelajaran berharga. Terkadang, kita bahkan harus belajar dari seorang anak kecil untuk dapat lebih bersyukur.
Dan masih banyak anak2 yang bernasib kurang beruntung di luar sana yang sedang menunggu uluran tangan kita. Bantuan kita sekecil apapun akan sangat berharga bagi mereka.

Ingin ikut membantu pendidikan anak yatim piatu dan kurang mampu?? Yuh gabung di Scholarship for Scholarship. More info 082167505124 atau 085215572815. Follow akun Instagram @Scholarshipforscholarship.

Mari Budayakan Berbagi. Bila hanya terus mengejar kepentingan dan kebutuhan sendiri, sejatinya kita telah mati
Read More




Penerima Beasiswa SfS ke-3

Penerima Beasiswa Scholarship for Scholarship ke-3.
Adalah Dwi Astuti. Siswi kelas 5 SD Bantulan 1, Gilangharjo, Pandak, Kabupaten Bantul .

Siswi yang satu ini dikenal pendiam dan kurang bergaul dengan teman2nya. Dikenal sering tidak masuk sekolah dan berdasarkan penilaian guru2 anak ini digolongkan memiliki kemampuan akademik rendah. PR2 sering tidak dikerjakan dan seringkali sulit menangkap pelajaran.
Di balik panilaian negatif terhadap dirinya, sejatinya anak ini memiliki kisah hidup yang cukup mengharukan yang mungkin membuatnya menjadi seperti ini.
Saat ngobrol dengan siswi ini, pertama sangat sulit. dia memang pendiam dan sulit diajak berkomunikasi. Pribadi yang tertutup. Hingga akhirnya siswi ini terpantik dalam obrolan dan keluarlah semua cerita dari mulut kecilnya itu.
Dia hidup bersama dengan Ibu, kakak (kelas 3 smp)dan adik (usia lebih kurang 1th). Ayahnya sudah meninggal. Ibunya bekerja sebagai pedagang angkringan. Otomatis ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Berdasarkan informasi dari guru dan masyarakat yg mengajukan anak ini, kehidupan keluarga Dwi pas-pasan dan bahkan terbilang kurang mampu.
Tiap hari diberi uang saku 2rb oleh ibunya. Uang tersebut seringkalo tidak dijajakannya, tapi justru dikembalikan lagi ke ibunya. Alasannya adalah, "karena ibu tidak punya uang." Anak ini tergolong rajin. Dia sering membantu ibunya jualan dan cuci piring. Untuk membuktikan itu, tim bertanya tentang harga2 barang yang biasa dijual di angkringan. Satu demi satu item dia sebutkan harganya, "nasi kucing 1rb, sate usus 2rb, sate telur puyuh 3rb, gorengan 500, es teh 2 rb, es jeruk 2rb. Satu hal yg cukup mengharukan, dia bahkan menjelaskan bagaimana lihainya dia dalam membuat es jeruk.
Ibunya berjualan dari pagi sampai sore. Malam hari tutup. Berdasar info ini, korelasi yang muncul adalah bahwa anak ini sering tidak masuk sekolah karena membantu ibunya jualan. Dia mengaku bahwa dia sering membantu ibunya jualan atau mengurus adiknya yang masih kecil ketika ibunya repot jualan. Bahkan gurunya pun geleng2 ketika anak ini bisa bercerita dan menjawab pertanyaan2 yang diajukan kepadanya. Padahal, biasanya dia sangat pendiam dan sulit diajak komunikasi.
Cerita sedih lain yang muncul adalah tentang 2 sepeda othel yang ada di rumahnya. Keluarganya tidak punya sepeda motor. 1 sepeda digunakan kakaknya untuk sekolah. 1 yang lain digunakan oleh ibu. Menurut pengakuannya, Ibunya seringkali mengantarnya ke sekolah dengan sepeda. Sambil menggendong adiknya yang masih kecil itu.
Saat ditanya Cita-citanya, dengan tegas anak ini menjawab ingin menjadi seorang Polwan.
Sungguh salut dengan anak ini. Dia adalah anak yang kuat dan sabar. Di balik nilai negatifnya di sekolah, dia punya nilai positif yang amat besar. Nilai positif inilah yang membuat SfS memutuskan untuk sedikit membantunya.
Dan masih banyak anak2 yang bernasib kurang beruntung di luar sana dan sedang menunggu uliran tangan kita.
Ingin ikut membantu pendidikan anak yatim piatu dan kurang mampu?? Yuh gabung di Scholarship for Scholarship. More info 082167505124. Follow akun Instagram @Scholarshipforscholarship.
Mari Budayakan Berbagi. Bila hanya terus mengejar kepentingan dan kebutuhan sendiri, sejatinya kita telah mati.
Read More




Tujuan Berdirinya SfS dan Mekanisme Seleksi Calon Penerima

Tujuan dasar berdirinya SfS adalah ikut andil dalam membantu pendidikan siswa/i yatim piatu dan atau kurang mampu. Salah satu cara kami menyeleksi apakah siswa/i tersebut benar membutuhkan dan sesuai target SfS adalah dengan datang ke sekolah dan melakukan semacam interview atau ngobrol bareng siswa/i. Hasil ngobrol dengan siswa/i ini selanjutnya kami compare dengan data hasil ngobrol dengan guru kelas/kepala sekolah dan juga data yang kami dapat dari pengusul yang kebanyakan dari masyarakat.

Apabila dianggap sesuai berdasarkan penilaian tim, maka baru kami berikan beasiswa SfS (dalam kondisi pemangku dana/donatur sudah tersedia) dan akan kami carikan donatur (bila belum tersedia).

Ngobrol dengan adik2 ini sangat menyenangkan. Kadang hati dibuat merasa haru, bangga, sedih dan campur aduk. Mau ikut gabung membantu pendidikan siswa/i yatim piatu dan kurang mampu??mari bergabung di @Scholarshipforscholarship. 

Mari budayakan berbagi, sedikit dari kita akan sangat berarti untuk mereka ðŸ˜Š
Read More




Launching, Penerima Beasiswa SfS ke-1 dan ke-2



Senin 25 Januari 2016, dengan pemberian beasiswa ke siswa pertama dan ke dua, maka Komunitas beserta Program Scholarship for Scholarship (SfS) resmi diluncurkan. Program ini dimotori oleh penerima beasiswa (entah darimanapun instansi pemberinya)dan pemuda2 yang memiliki jiwa sosial tinggi serta peduli terhadap nasib pendidikan anak yatim piatu dan kurang mampu.


Sedikit deskripsi dari penerima beasiswa SfS pertama dan ke dua.


Penerima Beasiswa 1: Kharisma, kelas 2 sd. Merupakan korban broken home. Ayah tak mengurusi, ibu bekerja sebagai pembantu dan jarang pulang. Sekali pulang hanya memberi uang saku yang sangat memprihatinkan. Sekarang hidup bersama tante yang bekerja sebagai pengrajin blangkon. Saat saya survey, baju seragam memprihatinkan. Beberapa Kancing baju hilang dan warna mulai kusuh. Tergolong pandai di kelas. Cita2 ingin menjadi guru.

Penerima Ke Dua: Pasha, kelas 3 sd. Anak yatim. Hidup bersama kakek nenek yang bekerja sebagai petani. Waktu disurvey, Kondisi seragam lebih memprihatinkan. kusuh dan sudah tidak layak. Memprihatinkannya lagi dia tak mengenakan sepatu.












Dan masih banyak ternyata potensi2 belia yang nasibnya kurang beruntung. Semoga dengan lahirnya program ini dapat sedikit membantu dan menjadi salah satu solusi.

Kami mengajak seluruh elemen untuk turut serta mendukung dan membantu. Terlebih kalian para penerima beasiswa, tentu kalian bukan orang2 biasa. Kalian orang2 terpilih. Mari kita pupuk kepedulian. Mari berbagi sedikit saja untuk anak2 lain yang kurang beruntung. Berbagi tak akan membuat kita miskin, justru sebaliknya. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?
Mari ambil aksi, jangan hanya membual dan berjanji.!

Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML