
Penerima beasiswa Scholarship for Scholarship ke-11, adik Sasta Eka Fitri Styandari, siswa kelas 4 SDN Krajan, Kec Srandakan, Kabupaten Bantul.
Fitri, begitu ia disapa teman-temannya, tinggal di desa Kwaru, Srandakan, Bantul. Fitri tinggal di sebuah rumah yang sederhana bersama dengan Ibu, Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Om, Tante, dan 2 orang sepupunya. Karena suatu hal, yang berkenaan dengan masalah ekonomi, keluarga besar tersebut harus hidup bersama dalam satu rumah yg jauh dari kata mewah. "Dinding batako rumah saya retak2," begitu tutur anak ini ketika ditanya mengenai kondisi rumahnya.
Setiap pagi fitri berangkat ke sekolah dengan naik sepeda yang dibelikan oleh pamannya sebagai kado ulang tahun. Tak jarang ia diantar oleh sang ibu sebelum ibu berangkat kerja. Ibu Fitri bekerja di sebuah warung makan di daerah Ngentak.
Fitri adalah anak yang riang. Dia menjawab setiap pertanyaan dari tim dengan riang dan bersemangat. Namun, di balik pribadinya yang periang itu ternyata tersimpan sebuah kisah hidup yang cukup memprihatinkan. Ketika fitri masih bayi, sang ayah meninggalkannya dan ibunya. Selama beberapa tahun, ibunya selalu mengatakan bahwa ayahnya pergi untuk bekerja setiap kali fitri bertanya perihal siapa dan dimana ayahnya. Akan tetapi, lambat laun seiring tumbuh membesarnya fitri, akhirnya dia mulai tahu bahwa ibunya selama ini berbohong. Dia harus menerima kenyataan bahwa nyatanya ayah dan ibunya telah bercerai sejak dia masih bayi. Kabarnya, Ayahnya telah menikah lagi dan tidak pernah mempedulikan Fitri, bahkan menemui Fitri pun tidak pernah. Oleh karena itu Fitri benar2 tidak tahu siapa dan dimana ayahnya berada.
Tidak adanya sosok ayah dalam tumbuh kembangnya, tidak menurunkan motivasi belajar dan semangat Fitri. Anak ini bercita-cita ingin menjadi Polwan. "ingin menangkap penjahat2 agar lingkungan menjadi aman," jawabnya dengan percaya diri ketika ditanya mengapa ingin menjadi polisi.
Fitri termasuk anak yang berprestasi di kelasnya. Ketika kelas 1 dan 2, ia pernah menduduki peringkat 10 besar. Prestasi ini cukup baik mengingat Fitri tidak mengikuti les sebagaimana teman-teman dapat mengikutinya. Bukan karena tidak mau, bahkan sebenarnya dia sangat ingin, tapi keterbatasan biaya membuatnya terpaksa harus mengurungkan niat untuk bisa mengikuti bimbingan belajar itu. Sesekali, Fitri dapat mencicipi rasanya ikut les, karena dibantu biaya iuran dari teman-temannya yang terkadang mengajaknya. Untuk menutupi ketertinggalan, dia sering belajar kelompok bersama teman-temannya yang beruntung bisa ikut les.
Uang saku Fitri tidak menentu, kadang-kadang ibu memberinya 500 rupiah, kadang 2000 rupiah, atau paling banyak 5000 rupiah dan bahkan tidak diberi uang saku sama sekali. Prihatinnya, Fitri ini lebih sering tidak diberi uang saku. Saat tim bertanya berapa uang sakunya hari ini pun, dia menjawab bahwa hari ini ia tidak membawa uang saku. Bukan ibunya tak mau memberinya uang untuk jajan, tapi mungkin memang ibunya belum punya rejeki lebih untuk memberinya uang saku. Teman-temannya lah yang sering berbaik hati membelikannya jajan, seperti hari ini dia dibelikan jajan seharga 500 rupiah oleh salah satu temannya.
Fitri termasuk anak yang berprestasi, memiliki keprihatinan dan motivasi tinggi, serta tetap menjadi pribadi yang bersemangat dan ceria di tengah keterbatasan yang ada. Hal inilah yang mendorong tim Scholarship for Scholarship memutuskan untuk membantu Fitri agar ia dapat lebih rajin belajar dan dapat mewujudkan cita-citanya menjadi Polwan, sehingga dia dapat nantinya dia bisa menciptakan Indonesia yang lebih aman dan tenteram.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah berkontribusi untuk Scholarship for Scholarship. Masih banyak di luar sana anak-anak seperti Fitri. Mari begabung dengan Scholarship for Scholarship agar dapat memberi secercah asa untuk mereka, para anak bangsa yang nasibnya tak seberuntung kita.
Bantul, 07 November 2016
Nurdiyah Ika
Mari bergabung bersama kami di Scholarship for Scholarship dan mari berbagi keceriaan kepada adik2 yatim piatu dan atau kurang mampu. Sedikit dari kita akan sangat berarti untuk pendidikan mereka.
Read More