Selasa, 15 November 2016

Penerima Beasiswa SfS ke-12 dan 13

Penerima beasiswa Scholarship For Scholarship ke-12 dan 13, adik Indra Wahyu Andika dan Asnah Tria Nabila, Siswa kelas 5 dan 1 SDN Karanganyar UPT TK dan SD Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul DIY.

Indra dan Asnah begitu mereka sering dipanggil teman–temannya. Mereka tinggal di Dusun Karang Desa Ngalang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Indra dan Asnah tinggal bersama kedua orangtuanya dan 1 kakak yang sedang menempuh studi kelas 3 SMP. Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana.

Setiap pagi mereka berangkat ke sekolah dengan jalan kaki sekitar 2 km jarak rumah ke sekolah. Mereka berjalan melewati sawah dan sungai, ketika sungai meluap mereka harus berjalan lebih jauh lagi karena harus memutar ke dusun sebelah. Indra dan Asnah termasuk anak yang pendiam dan  pemalu namun mereka mempunyai semangat sekolah yang tinggi meski jarak rumah ke sekolah jauh mereka tetap berangkat sekolah kecuali bila sedang sakit.

Karena keadaan ekonomi keluarga yang dapat dikatakan kurang, tak jarang mereka tidak diberi uang saku. Indra dan Asnah, mereka mengaku sering merasa kelaparan ketika di sekolah. Mereka tidak jajan karena memang tidak punya uang, bekal makanan pun mereka tidak ada, teman-temannya sering membelikannya jajan dan begitupun para guru yang merasa kasian melihat mereka berdua. Tak jarang, bapak ibu guru juga memberikan bahan makanan, pakaian pantas pakai dan perlengkapan mandi untuk mereka karena para guru benar-benar prihatin dengan kondisi keluarga mereka. Bapak Indra dan Asnah bekerja sebagai Buruh tak menentu, sedangkan ibu mengurus rumah dan hewan peliharaan. Sapi yang dipelihara itupun bukan sepenuhnya milik mereka, tapi "Nggaduh” (Memelihara sapi orang dan nanti mendapat upah).

Penyaluran beasiswa SfS Kali ini memang agak berbeda dari yang biasanya. Bila sebelumnya kami tidak pernah melibatkan orang tua, tapi kali ini perwakilan Tim dan guru harus mendatangi rumah keluarga Indra dan Asnah. Hal ini dikarenakan pada saat hari penyaluran, Indra sedang tidak masuk sekolah karena sakit. Oleh karena itu kami datang ke rumah untuk menyalurkan, menjenguk dan sekaligus melihat secara langsung kondisi rumah mereka. Kami berjumpa dengan sang ibu dan Indra di rumah yang sederhana itu. Indra terlihat pucat dan lemas. Benar adanya bila Indra tak masuk sekolah karena sakit. Beginilah kondisi rumah Indra Dan Asnah, tak usah banyak kami deskripsikan, lewat foto-foto ini sudah cukup jelas terlihat.




Meskipun pada akhirnya orang tua mereka tau bahwa mereka berdua mendapat bantuan beasiswa SfS, akan tetapi setelah dijelaskan orang tua mau tau dan mengerti. Tim menjelaskan bahwa bantuan ini khusus untuk kebutuhan studi anak dan akan dikelola oleh sekolah melalui wali kelas. Ibu Indra dan Asnah pun menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah, beliau hanya berharap agar putra putrinya dapat sekolah dengan layak dan sukses.

Indra dan Asnah, mereka anak yang kuat, prihatin dan rajin. Merekalah penerima beasiswa SfS ke 12 Dan 13. Semoga dengan beasiswa SfS ini mereka dapat lebih semangat, rajin sekolah dan belajar agar nantinya dapat berhasil dan membahagiakan kedua orang tuanya Amin.

"Terimakasih kakak-kakak atas bantuannya. Kami sangat senang dan bersyukur. Sekarang kami sudah ada perlengkapan sekolah seperti teman-teman lainnya, " kata mereka kepada Tim.

Karanganyar, Gedangsari, Gunungkidul 
11 November 2016



Terimakasih kepada para donator dan seluruh pihak yang telah ikut berkontribusi untuk SfS. Semoga kerjasama ini berlanjut agar lebih banyak lagi anak-anak seperti Indra dan Asnah yang terbantu.
Mari bergabung bersama keluarga Scholarship for Scholarship dan mari berbagi keceriaan dengan anak-anak yatim piatu dan atau kurang mampu. Sedikit dari kita, akan sangat berarti bagi pendidikan mereka.

Read More




Rabu, 09 November 2016

Penerima Beasiswa SfS ke-11

Penerima beasiswa Scholarship for Scholarship ke-11, adik Sasta Eka Fitri Styandari, siswa kelas 4 SDN Krajan, Kec Srandakan, Kabupaten Bantul.
Fitri, begitu ia disapa teman-temannya, tinggal di desa Kwaru, Srandakan, Bantul. Fitri tinggal di sebuah rumah yang sederhana bersama dengan Ibu, Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Om, Tante, dan 2 orang sepupunya. Karena suatu hal, yang berkenaan dengan masalah ekonomi, keluarga besar tersebut harus hidup bersama dalam satu rumah yg jauh dari kata mewah. "Dinding batako rumah saya retak2," begitu tutur anak ini ketika ditanya mengenai kondisi rumahnya.
Setiap pagi fitri berangkat ke sekolah dengan naik sepeda yang dibelikan oleh pamannya sebagai kado ulang tahun. Tak jarang ia diantar oleh sang ibu sebelum ibu berangkat kerja. Ibu Fitri bekerja di sebuah warung makan di daerah Ngentak.
Fitri adalah anak yang riang. Dia menjawab setiap pertanyaan dari tim dengan riang dan bersemangat. Namun, di balik pribadinya yang periang itu ternyata tersimpan sebuah kisah hidup yang cukup memprihatinkan. Ketika fitri masih bayi, sang ayah meninggalkannya dan ibunya. Selama beberapa tahun, ibunya selalu mengatakan bahwa ayahnya pergi untuk bekerja setiap kali fitri bertanya perihal siapa dan dimana ayahnya. Akan tetapi, lambat laun seiring tumbuh membesarnya fitri, akhirnya dia mulai tahu bahwa ibunya selama ini berbohong. Dia harus menerima kenyataan bahwa nyatanya ayah dan ibunya telah bercerai sejak dia masih bayi. Kabarnya, Ayahnya telah menikah lagi dan tidak pernah mempedulikan Fitri, bahkan menemui Fitri pun tidak pernah. Oleh karena itu Fitri benar2 tidak tahu siapa dan dimana ayahnya berada.
Tidak adanya sosok ayah dalam tumbuh kembangnya, tidak menurunkan motivasi belajar dan semangat Fitri. Anak ini bercita-cita ingin menjadi Polwan. "ingin menangkap penjahat2 agar lingkungan menjadi aman," jawabnya dengan percaya diri ketika ditanya mengapa ingin menjadi polisi.
Fitri termasuk anak yang berprestasi di kelasnya. Ketika kelas 1 dan 2, ia pernah menduduki peringkat 10 besar. Prestasi ini cukup baik mengingat Fitri tidak mengikuti les sebagaimana teman-teman dapat mengikutinya. Bukan karena tidak mau, bahkan sebenarnya dia sangat ingin, tapi keterbatasan biaya membuatnya terpaksa harus mengurungkan niat untuk bisa mengikuti bimbingan belajar itu. Sesekali, Fitri dapat mencicipi rasanya ikut les, karena dibantu biaya iuran dari teman-temannya yang terkadang mengajaknya. Untuk menutupi ketertinggalan, dia sering belajar kelompok bersama teman-temannya yang beruntung bisa ikut les.
Uang saku Fitri tidak menentu, kadang-kadang ibu memberinya 500 rupiah, kadang 2000 rupiah, atau paling banyak 5000 rupiah dan bahkan tidak diberi uang saku sama sekali. Prihatinnya, Fitri ini lebih sering tidak diberi uang saku. Saat tim bertanya berapa uang sakunya hari ini pun, dia menjawab bahwa hari ini ia tidak membawa uang saku. Bukan ibunya tak mau memberinya uang untuk jajan, tapi mungkin memang ibunya belum punya rejeki lebih untuk memberinya uang saku. Teman-temannya lah yang sering berbaik hati membelikannya jajan, seperti hari ini dia dibelikan jajan seharga 500 rupiah oleh salah satu temannya.
Fitri termasuk anak yang berprestasi, memiliki keprihatinan dan motivasi tinggi, serta tetap menjadi pribadi yang bersemangat dan ceria di tengah keterbatasan yang ada. Hal inilah yang mendorong tim Scholarship for Scholarship memutuskan untuk membantu Fitri agar ia dapat lebih rajin belajar dan dapat mewujudkan cita-citanya menjadi Polwan, sehingga dia dapat nantinya dia bisa menciptakan Indonesia yang lebih aman dan tenteram.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah berkontribusi untuk Scholarship for Scholarship. Masih banyak di luar sana anak-anak seperti Fitri. Mari begabung dengan Scholarship for Scholarship agar dapat memberi secercah asa untuk mereka, para anak bangsa yang nasibnya tak seberuntung kita.
Bantul, 07 November 2016
Nurdiyah Ika
Mari bergabung bersama kami di Scholarship for Scholarship dan mari berbagi keceriaan kepada adik2 yatim piatu dan atau kurang mampu. Sedikit dari kita akan sangat berarti untuk pendidikan mereka.
Read More




Minggu, 06 November 2016

Penerima Beasiswa SfS Ke-10

Penerima beasiswa Scholarship for Scholarship ke-10, adik Afif Yudha, siswa kelas 4 SDN Kedondong I, Kec Demak, Kab. Demak.
Beberapa waktu yang lalu, Yudha (nama panggilan) mengalami peristiwa tragis untuk ukuran anak seusianya. Ayah kandungnya yang didiagnosis mengidap HIV/AIDS meninggal dunia dan tak lama kemudian ibunya pun menyusul dengan dugaan penyakit yang sama. Sebelum meninggal, ibu Yudha sempat menikah lagi, namun ayah tiri Yudha jarang ada di rumah karena bekerja sebagai kuli bangunan di luar kota. Alhasil, nenek Yudhalah yang mengasuh cucunya tersebut.
Menurut penuturan dari para guru, ketika duduk di kelas 1 dan 2 Yudha merupakan anak yang rajin dan cukup cerdas. Namun, selepas kedua orang tuanya meninggal, motivasi belajar anak ini terus menurun. Yudha sering sekali tidak masuk sekolah sehingga prestasi akademik Yudha kian merosot. Anak ini Sering terlihat tidak bersemangat ketika di kelas, bahkan terkadang tidak mengerjakan PR dan harus dihukum oleh guru di kelas. Yudha mengatakan bahwa hanya sesekali neneknya menemani belajar.
Sekilas, Yudha terlihat seperti anak pemurung dan tak banyak bicara. Hal itu terlihat ketika tim inti SFS mewawancarainya. Hanya sepatah dua patah kata yang dia ucapkan. Selebihnya hanya anggukan dan gelengan yang ia gunakan untuk menjawab pertanyaan.
Anak yatim piatu ini perlu mendapatkan motivasi dan dukungan untuk mengembalikan lagi semangat belajarnya. Maka dari itu, kami dari SFS memutuskan untuk membantu Yudha. Dialah penerima beasiswa SfS ke-10.
Semoga bantuan ini dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus membuktikan kepada Yudha, bahwa masih banyak orang yang peduli dan ingin dia kembali ceria.
Yudha tidak sendirian, masih ada banyak anak sepertinya yang membutuhkan uluran tangan kita. Mari menjadi bagian dari keluarga besar Scholarship For Scholarship agar Yudha dan teman-temannya mampu memberikan senyumnya untuk Indonesia.
Mari bergabung bersama kami di Scholarship for Scholarship dan mari berbagi keceriaan kepada adik-adik yatim piatu dan atau kurang mampu. Sedikit dari kita akan sangat berarti untuk pendidikan mereka.
Read More




Selasa, 01 November 2016

SfS target, Indra dan Asnah

"Perkenalkan nama saya Indra wahyu andika dan Asnah tria nabila.  Indra dan asnah begitu kami sering di panggil teman – teman. Saya siswa kelas V dan I SDN Karanganyar Gedangsari Gunungkidul DIY. Saya tinggal di dusun Karang, Ngalang, Gedangsari, GK. Sekitar 2 Km dari sekolah. Saya anak ke 2 dan 3 dari pasangan bp Sugiyanto dan Ibu sutiyem. Kakak saya kelas 3 SMP. Bapak saya bekerja sebagai buruh tak menentu kadang buruh di sawah, kadang buruh bangunan, itupun kalau ada yang membutuhkan, sedangkan ibu saya tidak bekerja, sawah pun kami tak mempunyai. Setiap pagi kami berdua berangkat sekolah dengan jalan kaki, melewati sungai dan sawah tak jarang ketika musim hujan tiba kami sampai di sekolah terlambat dan basah serta kotor, karena memang medan yang kami tempuh jauh dan belum beraspal.kami tergolong warga yang kurang mampu dan tinggal di rumah yang sangat – sangat sederhana. Jika kakak – kakak menghendaki kakak boleh singgah kerumah kami. Uang saku kami tak menentu kadang 1000 kadang 2000 bahkan kadang kami tak di beri uang saku. Kami sering merasa lapar saat di sekolah ketika saya lapar, kadang bpk ibu guru yang memberi kami makanan. Kalau membayar buku LKS kami menunggu uang bantuan dari pemerintah melaui program KIP (Kartu Indonesia Pintar). Kami berharap kakak – kakak bisa membantu kami terutama membantu alat sekolah dan tempat belajar. Terimakasih kak salam dari kami indra dan asnah." ..............

Tunggu kedatangan kami,,,,adik2 manis

Read More




Penerima Beasiswa SfS ke-9

Penerima Beasiswa Scholarship for Scholarship ke-9, Adik Aditya Suprabowo, kelas 2 SDN Kedunggubah, Kec. Kaligesing, Kab. Purworejo, Jawa Tengah.

Adit, begitu dia biasa dipanggil teman2nya. Saat ini dia berusia 7 tahun. Adit adalah anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak Joko dan Ibu Leginah. Adit adalah anak yg kuat. Setiap hari ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 700 m. Akses transportasi di Desa Kedunggubah memang tergolong sulit dengan kontur tanah pegunungan dan jalan yang masih berbatu. Bagi anak lain yg ayah atau ibunya memiliki kendaraan  bermotor, atau setidaknya sepeda ini tentu bukan halangan dan dapat diakses dengan cukup mudah, namun tidak bagi Adit yang tergolong dari keluarga tidak mampu.

Menurut data statistik Desa Kedunggubah, keluarga Adit adalah keluarga termiskin di desa tersebut. Ayahnya bekerja sebagai buruh di kebun. Penghasilannya sangat tidak menentu dan sangat tergantung dari musim panenan di kebun, sedang ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Mereka tinggal di sebuah rumah yang masih beralaskan tanah dengan dinding kayu yang sudah terlihat mulai melapuk. Meskipun demikian, orang tua Adit terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan sekolah Adit dan kakaknya yang satt ini duduk di bangku kelas 4 di SD yang sama.

Setiap hari Adit memperoleh uang saku dari orang tuanya sebesar Rp 1.000, 00. Kebutuhan alat tulis seperti: buku tulis, pensil, dan penghapus diperoleh dari orang tuanya. Sementara itu, untuk tas, sepatu, dan baju seragam biasanya ia peroleh dari bekas milik tetangganya yang masih layak pakai.

Di sekolah, Adit termasuk siswa yang cukup pandai dan rajin belajar. Ia tidak pernah mengeluh dengan kondisinya, sebaliknya ia selalu terlihat semangat dan periang.

Adit, Anak ini bercita-cita menjadi astronot. "saya ingin menancapkan bendera merah putih di bulan," katanya dengan semangat. Anak ini begitu mengidolakan seorang astronot, berdasakan informasi dari guru, anak ini sangat suka menggambar hal2 berkenaan dengan astronot.

Adit, anak yang pandai, rajin, periang, kuat dan memiliki cita-cita luar biasa membuat tim SfS memutuskan untuk membantunya. Dialah penerima beasiswa SfS ke-9.
Semoga dengan ini Adit bisa lebih rajin dan semangat dalam menuntut ilmu. Semoga adit lancar sekolahnya, semoga adit bisa menjadi astronot kebanggaan Indonesia di masa depan.
Terimakasih para donatur dan teman2 semua yang sudah ikut berkontribusi dalam program beasiswa Scholarship for Scholarship. Semoga semua kebaikan yang teman2 berikan dibalas dengan yg lebih olehNya. Berbagi tak akan memiskinkan kita, tapi justru sebaliknya.
Anda Pemuda yang peduli? gabung bersama kami di Scholarship for Scholarship dan mari berbagi keceriaan dengan anak2 yatim piatu dan atau kurang mampu!




Read More




Anda melihat ada anak yang perlu dibantu?Buka ini dan Ajukan!

Berkenaan dengan adanya penawaran bantuan pendidikan dari komunitas Scholarship for Scholarship (SfS) berupa beasiswa bagi siswa-siswi yatim piatu dan atau kurang mampu tingkat SD-SMA, kami membuka kerjasama dengan seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta berkontribusi dalam memberikan informasi dan masukkan kepada TIM SfS mengenai keberadaan siswa-siswi calon penerima beasiswa SfS. Syarat calon penerima beasiswa SfS adalah sebagai berikut:
  1. Sedang menempuh pendidikan di tingkat SD-SMA.
  2. Sekolah berada di kawasan DIY dan sekitarnya (Dalam jangkauan Tim SfS yang berlokasi di Jogja). Mekanisme penyaluran ke luar daerah khususnya luar Pulau Jawa diperuntukkan khusus jalur mitra kerjasama SfS.
  3. Merupakan anak yatim piatu dan atau berasal dari keluarga kurang mampu sehingga sangat mendesak untuk dibantu (Deskripsi detil dibutuhkan dalam isian form Pengajuan).
  4. Beasiswa ini bukanlah beasiswa prestasi dan tidak terbatas untuk siswa-siswi yang tergolong memiliki akademik unggul, akan tetapi siswa-siswi dengan prestasi baik akan diutamakan.
  5. Siswa-siswi yang telah menerima beasiswa khusus dari instansi pemerintah (KIP, PIP, BSM dan sejenisnya) tetap dapat diajukan.   

Apabila sekiranya di sekitar lingkungan saudara terdapat siswa-siswi yang masuk ke dalam kategori tersebut, dapat diajukan kepada tim dengan cara mengisi form Pengajuan yang dapat diperoleh dengan cara menghubungi tim via email sfsberbagi@gmail.com atau sms/wa terlebih dahulu ke nomor 081329248278


Form pengajuan harus diisi sedetil mungkin dengan infromasi yang akurat mengenai kondisi riil siswa-siswi yang diajukan sehingga dapat meyakinkan kami bahwa anak tersebut harus dibantu. Form yang telah diisi lengkap harap segera dikirim ke email sfsberbagi@gmail.com. Terimakasih banyak, partisipasi anda akan sangat berarti.
Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML